Sabtu, 28 Desember 2013

MAKALAH : Sintaksis : Frasa merupakan bagian dari konstruksi Sintaksis.

Sintaksis : Frasa merupakan bagian dari konstruksi Sintaksis.

 

 

 

 

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu syarat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.

 

 

 

 

 

 

Oleh :

Apronicha Bimbi

Kelas IX 5

 

 

 

 

 

Sekolah Menengah Pertama

( SMP ) Negeri 1

Dumai

T.P. 2013 / 2014

 

 

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai frase yang merupakan bagian dari konstruksi sinaksis. 

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
·        Guru yang bersedian membantu dan membimbing penulis dalam proses pembelajaran dan pembuatan makalah.
·        Orang tua dan keluarga yang bersedia membantu secara moral, maupun spiritual dalam penyelesaian dan penyempurnaan makalah ini.
·        Sumber media masa terpercaya yang membantu dalam penyempurnaan makalah.

          Maksud penulis dari pembahasan ini adalah agar kita dapat mengetahui pengertian, contoh, dan beberapa bentuk frase.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 



Dumai, 02 Januari 2014


Penulis 





ii

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DARAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

     I.1   Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

     I.2   Tujuan Penulisan ....................................................................... 1

     I.3   Rumusan Masalah ...................................................................... 1

     I.4   Pembatasan Masalah .................................................................. 1

     I.5   Metode Pengumpulan Data ......................................................... 2

     I.6   Sistematika Penulisan ................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3

     II.1  Sintaksis .................................................................................... 3

     II.2  Frasa .......................................................................................... 3

BAB III. PEMBAHASAN ........................................................................ 4

A. Pengertian Sintaksis ..................................................................... 4

     B. Pengertian Frasa ........................................................................... 4

C. Konsep Frasa ................................................................................ 6

D.  Jenis-Jenis Frasa .......................................................................... 7

E. Ciri-Ciri Frasa ............................................................................ 11

BAB IV. PENUUP ................................................................................. 12

     IV.1  Kesimpulan ............................................................................. 12

     IV.2  Saran ...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................  14

 

 

 

iii

BAB I

PENDAHULUAN


I.1   LATAR BELAKANG MASALAH.
     Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sinaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yang berikhtisar tentang kalimat bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi sehati-hari.
      Sebenarnya apa yang dimaksud sintaksis itu?, Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa, dan juga dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam turunan.
      Unsur bahasa yang termasuk dalam lingkup sintaksis adalah frasa frase, klausa, dan kalimat. Didalam makalah ini akan membahas pokok bahasan mengenai frasa secara rinci.



I.2   TUJUAN PENULISAN.
      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a.         Memenuhi tugas bahasa indonesia yang diberikan oleh guru.
b.         Mengetahui pengertian Sintaksis.
c.         Mengetahui jenis dan bentuk frasa.


I.3  RUMUSAN MASALAH.
Adapun rumusan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
a.                   Apakah pengertian dari sintaksis ?
b.                  Apa itu frasa ?
c.                   Bagai mana konsep frasa?
d.                  Apa saja jenis-jenis frasa?
e.                   Apa saja ciri-ciri frasa?


I.4   PEMBATASAN MASALAH.
      Dalam penulisan makalah ini penulis hanya dapat  membatasai masalah mengenai frasa yang merupakan beberapa bagian dari sintaksis yaitu :
a.         Pengertian sintaksis.
b.         Pengertian frasa frase.
c.         Mengetahui konsep frasa.
d.         Jenis-jenis frasa.
e.         bagaimana ciri-ciri frasa.





1.
I.5   METODE PENGUMPULAN DATA.
Untuk mendapat kan informasi yang di perlukan, penulis menggunakan metode observasi atau pengamatan langsung, mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu “internet”.



I.6  SISTEMATIKA PENULISAN.
Pada makalah ini, akan di jelaskan hasil penelitian yang dimulai dari bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Dilanjutkan dengan bab tinjauan pustaka.
         Bab berikutnya yaitu pembahasan yang membahas mengenai pengertian dan unsure yang termasuk pada sintaksis, pengertian frasa, jenis-jenis frasa, ciri-ciri frasa, dan bagai mana contoh frasa yang benar.
Bab selanjutnya merupakan bab penutup dalam makalah ini, pada bagian ini penulis menyimpulkan uraian yang sudah di sampaikan sebelumnya, dan memberikan saran mengenai penggunaan frasa yang merupakan salah satu unsur yang terdapat pada sintaksis.















2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1   Sintaksis.
      Kata sintaksis berasal dari bahsa Yunani (sun = ‘dengan’ dan tattein= ‘menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.



II.2   Frasa.
Frase menurut Oscar (Keraf dalam Oscar, 1993:5), yaitu bagian-bagian dari kata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembentukan kaliamt dalam suatu bahasa. Frasa dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu frasa endosentris dan frase eksosentris.
 Frasa endosentris merupakan frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur-unsurnya maupun salah satu unsurnya (Ramlan, 1986:146), sedangkan frasa eksosentris ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1986:146). Makalah ini akan membahas frasa endosentris dan jenis-jenisnya, pengertian dari jenis-jenis frasa tersebut, dan perluasan aposisi selain subjek akan dibahas secara jelas.
Frese adalah suatu komponen yang berstruktur, yang dapat membentuk klausa dan kalimat (M.Asfandi Abdul, 1990:41).
Frasa terbentuk dari rangkaian kelas kata yang satu dengan yang lain, baik pada posisi pertama maupun kedua. Rangkaian kelas kata yang membentuk frasa itu mempunyai hubungan atributif, preduktif, dan posesif (Kailani Hasan, 1983:23).






3.
BAB III
PEMBAHASAN


A.         PENGERTIAN SINTAKSIS.
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani (sun‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’). Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frasa frase, klausa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.
Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan ataupun batasan sintaksis. Ada yang mengatakan bahwa ”sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat” (Stryker 1969:21 dalam Tarigan 1984:5). Ada pula yang mengatakan bahwa ”analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas disebut sintaksis” (Bloch and Trager 1942:71 dalam Tarigan 1984:5). Dan ada lagi yang mengatakan bahwa ”sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat” (Ramlan 1976:57). Sedangkan menurut Zaenal Arifin dan Junaiyah dalam bukunya SINTAKSIS yang memberikan pengertian bahwa sitaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech).
Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.

B.         PENGERTIAN FRASA.
Menurut Elson dan Picklett(1983), “A phrase is a unit potentially composed of two or more word but wich does not have the propositional characteristic of a sentence (sebuah frasa ialah satuan yang secara potensial terdiri atas dua buah kata atau lebih yang tidak memiliki cirri-ciri proposisi sebuah kalimat)”.
Sedangkan menurut kridalaksana (1984), frasa ialah “dua kata atau lebih yang sifatnya tidak prediktif, gabungan itu dapat rapat, dan juga renggang”.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990), frasa adalah “dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif ”.
Satuan gramatikal sedang membuat  dan patung presiden Habibie dalam kalimat “Ayah Adi sedang membuat patung presiden Habibie” merupakan frasa karena  anggota pembentukan satuan bahasa tidak menjabat sebagai subjek maupun predikat. Istilah lain yang sering yang sering di gunakan dalam linguistic Indonesia adalah kelompok kata.
Frasa adalah satuan gramatik yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif(lazim) yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan . Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa. 

4.
Contoh:
  • Gedung sekolah itu
  • Yang akan pergi
  • Sedang membaca
  • Sakitnya bukan main
  • Besok lusa
  • Di depan.
Jika contoh itu diletakkan dalam struktur kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.
Contoh :
  • Gedung sekolah itu(S) luas(P).
  • Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).
  • Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).
  • Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).
  • Besok lusa(Ket) aku(S) kembali(P).
  • Bu guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).
Jadi, walau terdiri atas dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat. 
Contoh lainnya :
Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.

Kalimat itu terdiri dari satu klausa, yaitu dua orang mahasiswa sedang. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan.

         Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang membaca, buku baru, di perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu, masing-masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.

Subjek adalah bagian dari kalimat yang merupakan pokok pembicaraan. Predikat adalah bagian dari kalimat yang memberikan penjelasan mengenai apayang terjadi terhadap pokok pembicaraan itu. Objek adalah bagian kalimat yang menjelaskan kejadian yang menyangkut pokok pembicaraan. Keterangan adalah bagian dari kalimat yang menjelaskan mengenai dalam keadaan apa pristiwa yang dialami pokok pembicaraan yang berlangsung.


5.
  C.      KONSEP FRASA.
     Frasa tidak di batasi oleh jumlah kata atau panjang-pendeknya satuan. Frasa bias terdiri dari dua kata, tiga kata, empat kata, lima kata, dan seterusnya. Jadi, ukurannya bukanlah ukuran kuantitatif kata, melainkan ukuran radional subjek dan predikat. Berapapun panjang satian ataupun jumlah kata dalam satuan itu, jika di pecahkan tidak menghasilkan subjek maupun predikat, maka satuan itu merupakan frasa.
Contoh :
·        Beberapa mahasiswa.
·        Beberapa mahasiswa baru.
·        Beberapa maha siswa baru Unversitas Riau.

·        Di kamar.
·        Di sebuah kamar.
·        Di sebuah kamar gelap.
      Dan seterusnya.

      Frasa dapat menggantikan kata sebagai unsur yang membentuk kalimat, seperti frasa benda dapat menemati unsure subjek atau objek. Frasa kerja menempati unsure predikat. Frasa dapat menempati unsur predikat. Dan frasa proposisi serta frasa keterangan menempati unsure keterangan.
Oleh karena itu :
§         Kata-kara yang menjadi unsur sebuah frasa tidak boleh dipisahkan dari kesatuannya. Jika urur-urutan unsure kalimat dipertukarkan di tempatnya, maka kata-kata itu harus dipindahkan secara keseluruhan dalam kesatuan frasanya.         
      Perhatikan contoh : - Kakek Ricky / tidak akan dating / malam ini.
- Tidak akan dating / kakek Ricky / ke kota / malam ini.
                                          - Mlam ini / kakek Ricky ? tidak akan dating / ke kota.
§         Kata atau frasa yang menjadi unsur perluasan dari frasa lain yang harus selalu terletak dekat dengan frasa yang diperluas.
Perhatikan contoh :
 Kenakalan remaja banyak menjadi bahan pembicaraan di dalam masyarakat terutama tentang penyalahgunaan narkotika.
Kata-kata terutama tentang penyalahgunaan narkotika merupakan unsure perluasan dari kenakalan remaja. Oleh karena itu, letaknya harus didekatkan dengan frasa kenakalan remaja itu, sehingga kalimat itu menjadi :
 Kenakalan remaja terutama tentang penyalahgunaan narkotika banyak
menjadi bahan pembicaraan di dalam masyarakat.
§         Didepan subjek tidak boleh ada kata depan atau preposisi, karena subjek tersebut haruslah sebuah kata atau frasa benda. Perhatikan contoh :
 Kepada para penumpang diminta agar membayas dengan uang pas.
Kata depan kepada harus di buang, karena yang menempati posisi subjek adalah para penumpang. Maka kalimat tersebut akan menjadi :
Para penumpang diminta untuk membayar gengan uang pas.


6.
D.   JENIS-JENIS FRASA.

Frasa terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis atau kelas kata, yaitu :

a. Berdasar fungsi gramatikal, yaitu :
1.     Frasa Nomina.
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan lagi menjadi 3 jenis yaitu :
·        Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
·        Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling menerangkan), misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, sayur mayur, lahir bathin, dll.
·        Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang enak.njadi tempat
2.   Frasa Verbal.
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
·        Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri dari :
  • Pewatas belakang, misal : a). Ia bekerja keras sepanjang hari.
                                                      b). Kami membaca buku itu sekali lagi.
  • Pewatas depan, misal : a). Kamiyakin mendapatkan pekerjaan itu.
b). Mereka pasti membuat karya yang lebih baik lagi pada tahun mendatang.

7.
·        Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh kalimat : a). Orang itu merusak dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri.
b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
·        Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang itu, berdagang kain, kini semakin maju.
                                                  b). Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
3.   Frasa Ajektifa.
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat,harus, lebih, paling dan 'sangat. Kelompok kata ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
·        Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll.
·        Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan), misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll
·        Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan tambahan. Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur utama kalimat, sedangkan frasa ayu menawan, dan tempat tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.






8.
4.      Frasa Adverbial.
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan kata sangatmerupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
5.   Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :
·        Modifikatif, misal kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua.
·        Koordinatif, misal engkau dan aku, kami dan mereka, saya dan dia.
·        Apositif, misal : Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
6.   Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
·        Modifikatif, contoh : a). Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
                                           b). Kami membeli setengah lusin buku tulis.
·        Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang telah dikurban.
   b). Dua atau tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
  • Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapa ciri dari subjek kalimat.
                                 b). Jawaban dari mengapa atau bagaimanamerupakan pertanda dari jawaban predikat.

9.
§         Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh :
a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja.
b). Kami pergi kemari atau kesana tidak ada masalah.
  • Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh :
a). Petualangan kami dari dan ke Jawa memerlukan waktu satu bulan.
b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum.

b. Frasa berdasarkan fungsi unsur pembentuknya. Yaitu :

1.      Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh frasa : kuda hitam (DM), dua orang(MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
·        Frasa atributif yaitu frasa yang pola pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
·        Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Farah si penari ular sangat cantik., kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai menerangkan (M).
·        Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibu, warta berita, dll.
2.   Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandung, kepada teman, di kelurahan.



10

C. Frasa Berdasarkan satuan makna yang dikandung unsur-unsur pembentuknya. Yaitu :

  1. Frasa biasa yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh kalimat : a) Ayah membeli kambing hitam; b) Meja hijau itu milik ayah.
  2. Frasa idiomatik yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (konotasi). contoh kalimat : Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.

  1. CIRI-CIRI FRASA.
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui, yaitu :
1.      Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
2.      Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3.      Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
4.      Bersifat Non-predikatif.
5.      Konstistuen frasa adalh kata (bukan morfen).
6.      Hanya menduduki atau mengisi satu fungsi.
7.      Merupakan konstituen klausa.
8.      Bagian-bagian frasa tidak boleh ditukar atau dibalik susunannya.
9.      Frasa dapat diperluas dengan tambahan kata depan, tengah, atau di belakang.
10.  Terdiri atas dua konstituen pembentukan atau lebih yang memiliki kedekatan hubungan.





11.

BAB IV

PENUTUP
IV.1  KESIMPULAN.
      Sintaksis berfungsi sebagai subjek, predikat, pelengkap dan keterangan.  Sintaksis terdiri dari frasa, klausa, dan kalimat. Tapi  penulis hannya menjelaskan tentang frasa.
      Frase adalah suatu kelompok kata fungsional yang memiliki gramatikal tertentu ( S,P,O, dan K ) yang tidak berbentuk arti atau satuan gramatikal yang secara potensial berupa gabungan kata yang terdiri daru dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas dan mempunyai sifat nonpredikatif. Frase dapat dibedakan menjadi :
1.     Frase Eksosentris, yaitu :
  • Eksosentris Direktif (frasa preposisi).
  • Eksosentris Posposisi.
  • Frasa Preposisi.
2.  Frase Endosentris, yaitu :
·        Endosentris Koordinatif.
·        Endosentrif Atributif.
·        Endosentris Apositif.
3.  Frase bedasarkan persamaan Distribusi, yaitu :
·        Frase Nominal.
·        Frase Verbal.
·        Frase Bilangan.
·        Frase Keterangan.
·        Frase Depan.




12.
IV.2  SARAN.
         Dengan disusunnya makalah sintaksis tentang frasa ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui bahwa sintaksis itu hubungannya erat dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari.
         Untuk mengetahui lebuh jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan sintaksis, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulis hanya membahas garis besar saja tentang sintaksis dan henya membahas lebih dalam tentang frasa.
         Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.











13.

DAFTAR PUSTAKA

























14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar